Sejumlah guru besar dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Komunitas Guru Besar dan Dosen ITB Peduli Demokrasi Berintegritas: Mencegah Kemunduran Demokrasi lakukan deklarasi menjelang pencoblosan di Pemilu 2024.

Deklarasi ini digelar di Gedung Sabuga, Kegiatan ini juga dihadiri secara online oleh ratusan sivitas akademika melalui zoom meeting.

Salah satu Guru Besar ITB Daryono mengatakan, deklarasi ini digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap demokrasi Indonesia saat ini dan yang akan datang.

Harapan bisa jadi bekal, semua pemimpin yang saat ini sedang berkuasa atau calon pemimpin yang akan terpilih dalam Pilpres dan Pileg,” kata Daryono kepada awak media.

Kami berharap pemimpin mendatang konsen terhadap masyarakat, selama ini masyarakat dimanfaatkan dalam pemilihan, baik presiden atau Pileg, apa yang kami lakukan demi Indonesia.

Hal yang sama juga dikatakan guru besar lainnya, yakni Yazid Bindar. Yazid menyebut, deklarasi ini dilakukan melihat kondisi demokrasi Indonesia saat ini.

Disinggung apakah deklarasi ini ditujukan untuk Presiden Joko Widodo yang dinilai tidak netral dalam Pilpres ini, Yazid enggan singgung soal itu.

Kita tidak sebutkan satu persatu, tapi ada satu kesimpulan maka dimulai dari teori, betapa terancamnya sistem demokrasi ke depan kalau integritasya dipertaruhkan.

Yazid tegaskan, soal demokrasi pihaknya melihat dari sisi teori dan deklarasi ini berbeda dengan deklarasi yang digelar perguruan tinggi lainnya.

Kita lihat ketimpangan ini, maka akademisi lihatnya observasi, kita tidak lihat siapa yang lakukan, beda dengan deklarasi lain, kalau akademik kita ungkap dari sisi akademik, tidak dari sisi lain, perbedaannya dari situ.

Sementara itu, guru besar lainnya Yasraf Amir mengatakan, pemilu yang digelar sebentar lagi menjadi pemilu yang berkeadaban.

Pemilu tidak dilakukan dengan cara tidak beradab, misal curang, lirik, tidak jujur, menipu dan sebagainya. Kita gunakan pemilu berkeadaban tidak hanya masalah mencoblos saja tapi di balik itu ada nilai yang diperjuangkan, nilai-nilai kejujuran, terintegritas, kesantunan dan lainnya.

Budaya kejujuran dan kesantunan yang menjadi budaya bangsa Indonesia menurut Yasraf sudah hilang.

Sekararang hilang satu persatu, kejujuran, keterpercayaan, integritas dan lainnya makannya kita lakukan deklarasi, dikhawatirkan menjadi sebaliknya Pemilu yang tidak berkeadaban, yaitu pemilu yang curang tidak didasari keterbukaan, kecurangan dan itu yang dikhawatirkan kita.

Berikut pernyataan sikap dalam deklarasi tersebut:

1. Mendukung pilpres yang jujur, adil, dan damai, serta menjunjung hak asasi setiap pemilih.

2. Mendukung pemimpin sebagai negarawan serta menjadi teladan dalam menegakkan aturan hukum dan etika publik untuk membangun demokrasi yang berkualitas.

3.Mendukung pemimpin dan pihak pihak yang terlibat untuk mencapai tujuan mewujudkan negara republik Indonesia sebagai negara hukum, yang menjunjung tinggi asas-asas ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

4.Mendukung pemimpin dan pihak pihak yang terlibat untuk menjunjung sikap netral dan non-partisan dalam proses demokrasi, yang berada di atas semua kelompok dan golongan.

5. Mendorong para pemimpin bangsa untuk berperan sebagai penengah dalam masyarakat yang terpolarisasi saat ini, dengan mengayomi semua kelompok dan golongan yang berbeda, untuk menghindari keterbelahan masyarakat yang mengancam kesatuan bangsa.

6. Mendorong pemimpin dan pihak-pihak yang terlibat untuk mendahulukan kepentingan negara-bangsa yang lebih besar di atas kepentingan kelompok dalam setiap tindakannya, dengan semangat kebersamaan, kerja sama, dilandasi asas keadilan dan inklusivitas.

7. Mendorong pemimpin dan pihak pihak yang terlibat menjalankan sikap adil dan berpihak kepada semua dalam proses demokrasi, dengan memberikan fasilitas dan perlakuan yang sama bagi setiap kontestan pilpres, untuk menjaga pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

8.Mendorong pemimpin dan pihak-pihak yang terlibat untuk ‘ mendahulukan pembangunan fondasi kepemimpinan bangsa yang kuat secara terstruktur dan sistematis untuk mempersiapkan pemimpin masa depan, yang memiliki integritas, rasa keadilan, prestasi, serta kinerja tinggi, untuk membawa kepada kemajuan bangsa.

9. Mendorong pemimpin meningkatkan kualitas institusi pendidikan dan sumberdayanya dengan memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan dengan prioritas menggunakan sumberdaya dan teknologi dalam negeri.

Baca Juga : Keunggulan Slot Deposit QRIS Yang Gacor